gw vankun, sebut saja begitu. gw pelajar kelas 3 SMA di sekolah swasta di kota berplat D. karena status gw sebagai pelajar, maka gw mempunyai kewajiban untuk belajar, seperti layaknya anak-anak SMA Indonesia jaman sekarang. Tetapi, kenapa belajar bagi Pelajar Indonesia, khususnya SMA menjadi beban bukannya begitu penting ? gw sebagai pelajar yang terjebak dimensi 2016 harus <=WAJIB> mengikuti kurikulum yang sedang berlaku, harus begini harus begitu, ribet. nah menurut gw, beberapa hal yang membuat gw dilema, belajar beban atau penting itu :
Kami Manusia Bukan Robot
Ya, nomor 1 ini adalah inti dari semua dilema pelajar. Kami disekolah belajar kurang lebih 8 jam lamanya <disela istirahat jeda 30 menit (2x15menit)>. Lalu sebagian dari kami ada yang mengikuti les,tambahan, bahkan bimbel. Tapi, guru disekolah hanya tau memberi tugas kepada siswa dan bagaimanapun caranya siswa harus mengerjakan dengan benar dan tepat waktu. dan beberapa guru lain melakukan hal yang sama dengan waktu pengumpulan tugas yang sama. saya ulangi :
"siswa harus mengerjakan dengan benar dan tepat waktu" beberapa kali dalam sewaktu.
lalu sebagian besar dari kami mencontek satu sumber atau bahkan beberapa sumber untuk mengurangi beban yang ada pada pundak kami sebagai pelajar. apa yang terjadi, Bapak/Ibu memarahi kami, menolak tugas yang sudah kami sisihkan waktu berharga kami untuk mengerjakan tugas "kosong" itu.
lalu apa yang menjadi masalah ketika kita mencontek lalu ditolak, bukankah emang seharusnya ? *Bapak ibu Guru yang saya hormati, kami bukan robot pak/bu, kami tidak bisa memberikan sebagian besar waktu kami hanya untuk belajar dengan metode seperti itu. Kami sadar bahwa belajar adalah hal yang sangat penting, tetapi kami juga memiliki titik dimana kami jenuh dengan belajar. maka dari itu, Belajar menjadi beban bagi kami.
KENAPA HARUS DITERAPKAN SEBELUM SEMPURNA
Kurikulum 2013, kurikulum dimana siswa dituntut untuk mandiri dan dinilai dari segala aspek. kebetulan saya angkatan yang menjadi "KELINCI PERCOBAAN" bagi sekolah bahkan bagi negara. Kenapa saya berkata seperti itu? pak/bu, bayangkan kami anak kecil yang selalu minta susu disaat pagi buta, apakah kalian tega tidak memberikan susu pada anak kecil itu ?
itulah yang kami rasakan. perubahan dari KTSP 2006 ke Kurikulum 2013 sangat berasa bagi kami, pak. buat apa kami sekolah jika hanya mencari materi sendiri? menjelaskan sendiri? dan buat apa diciptakan guru, sang pahlawan tanpa tanda jasa?
kalau mau diterapkan kami harus terbiasa pak, dimulailah dengan tingkatan sekolah dasar, sudah ditanamkan nilai nilai kurikulum 2013. apabila kami tiba-tiba dirubah sistem pendidikan di sekolah. kami akui sempat syok pa. bahkan penggunaan alat bantu seperti laptop, gadget dll yang diijinkan disekolah menjadi tanda tanya. karena alat bantu tersebut sering disalahgunakan siswa, terlebih lagi siswa SMA yang sedang memasuki pasa puber dan mencari jati diri.
kami lelah karena kami belum terbiasa, tertekan dengan hal yang tidak jelas tujuannya apa. kami diberi waktu belajar yang menyebabkan kami tertekan bukan belajar.
No comments:
Post a Comment